Minggu, 04 Desember 2016

Menunjukkan sikap menerima keberaganman karakteristik individu

Pengamalan Pancasila dalam Rangka Menghargai Perbedaan
Pancasila dirumuskan dalam semangat kebersamaan. Salah satunya terwujud dalam sikap menghargai perbedaan. Perbedaan pendapat tidak menjadi hambatan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Hal itu merupakan sikap yang harus kita tiru. Pada waktu itu bangsa Indonesia belum memiliki dasar negara. Tetapi, sikap para tokoh telah mencerminkan semangat kebersamaan dan jiwa ksatria. Mereka bersedia menerima perbedaaan apa pun ketika proses perumusan dasar negara berlangsung. Nah, sekarang kita telah memiliki Pancasila sebagai dasar negara yang kuat. Kekuatan Pancasila telah terbukti selama berdirinya negara Indonesia. Pancasila mampu menyatukan seluruh bangsa Indonesia. Pancasila juga mampu bertahan menghadapi rongrongan pemberontak. Oleh karena itu, kita harus bangga memiliki dasar negara yang kuat. Kita harus dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah menghargai perbedaan. Kita harus memiliki sikap menghargai perbedaan seperti dalam perumusan Pancasila. Kita harus menyadari bahwa negara kita terdiri atas beragam suku bangsa. Setiap suku Bangsa memiliki ragam budaya yang berbeda. Perbedaan suku bangsa dan budaya bukan menjadi penghalang untuk bersatu. Tetapi, justru perbedaan itu akan menjadikan persatuan negara kita kuat seperti Pancasila.

2. Pengamalan Pancasila dalam Wujud Sikap Toleransi
Mengamalkan pancasila sebagai pandangan hidup bangsa (falsafah hidup bangsa) berarti melaksanakan pancasila dalam kehidupan sehari-hari , menggunakan pancasila sebagai petunjuk hidup sehari-hari , agar hidup kita dapat mencapai kesejahteraan dan kebahagian lahir dan batin. 
Pengamalan pancasila dalam kehidupan sehari-hari ini adalah sangat penting karena dengan demikian diharapkan adanya tata kehidupan yang serasi (harmonis).
 
 
Sumber :  http://tofacanchujitsuna.blogspot.co.id/2015/09/keberagaman-budaya-bangsaku.html

• Menyebutkan dan menunjukkan sikap menyayangi binatang peliharaan melalui bercerita tentang hewan

Mengajarkan kasih sayang terhadap sesama seyogyanya tidak hanya difokuskan pada menyayangi antar sesama manusia.Sebab, di dunia ini ada juga makhluk lain seperti hewan dan tumbuhan yang juga perlu disayangi.Bagi keluarga yang memiliki binatang peliharan, cara mengajarkan anak tentang bagaimana menyayangi binatang bisa lebih mudah dilakukan.Orangtua juga bisa langsung memperlihatkan bagaimana cara memperlakukan dan memelihara binatang peliharaan.

"Anak kecil memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar. Sehingga, orangtua harus rajin membimbing anak untuk mengenal watak dan karakter binatang jinak yang menjadi peliharaan di rumah,"kata Evy Rakryani, seorang Psikolog Anak. Saat anak tidak mendapatkan informasi yang cukup terkait bagaimana cara memperlakukan binatang, anak cenderung menggunakan cara mereka sendiri untuk berinteraksi dengan binatang peliharaan. Misalnya menarik ekor, menarik kuping, menjambak bulu, dan sebagainya.

Yang terjadi akhirnya, anak bisa mengalami kejadian yang tidak mengenakkan seperti kena cakar atau bahkan kena gigit. Jika sudah begitu, anak justru mengalami pengalaman buruk yang membuat mereka takut atau trauma pada binatang bersangkutan.

Selain itu, sikap lingkungan yang kurang mendukung juga bisa mendorong anak untuk bersikap antipati pada binatang. Sebut saja larangan orangtua untuk mendekati binatang dengan ancaman "awas digigit" atau "awas dicakar" serta awas-awas yang lainnya.

Kata "awas" yang menjadi warning akan menekan rasa ingin tahu anak yang akhirnya menimbulkan perasaan takut pada binatang yang sebenarnya tidak akan menyakiti bila tidak disakiti. Lantas, bagaimana seharusnya orangtua bersikap agar anak bisa lebih sayang pada binatang khususnya binatang peliharaan..??

1. Sebelum memelihara binatang, carilah informasi sebanyak banyaknya dan tambahlah pengetahuan kita sebagai orang orang tua tentang binatang yang akan dipelihara.

2. Orangtua harus mencontohkan bagaimana cara mengelus binatang secara benar. Misalnya kucing suka dielus bagian leher ataupun punggung. Dengan melihat contoh dari orangtuanya, anak akan lebih mudah memahami tentang bagaimana memperlakukan binatang.

3. Beri anak pemahaman cara memakaikan tali kekang pada binatang peliharaan, cara memperlakukan bintang atau anak juga harus memahami kapan saatnya binatang tidak ingin diganggu. Sebut saja saat hewan makan, saat tidur atau baru melahirkan. Bila anak mengganggu hewan yang sedang makan, hewan tersebut akan marah atau bahkan menggigit anak.

4. Kemampuan anak memahami apa yang disukai dan tidak disukai binatang peliharaan akan mengasah kepedulian anak pada sesama yang bisa memunculkan rasa empati. Selain itu anak juga akan memiliki rasa disiplin serta tanggung jawab yang tinggi.

5. Anak diberi pemahaman dan cara cara, untuk memberi makan hewan kesayangannya, membersihkan kandang atau bahkan kapan anak harus dan tau cara memandikan binatang peliharaannya. 6. Jangan melarang anak..!! namun beri pengertian dan wawasan pada anak tentang jenis binatang yang dipelihara, bagaimana cara memeliharanya, cara menghindar dari bahaya yang ditimbulkan jika binatang peliharaan mencakar, mengigit atau mematuk atau beri pemahaman pada anak apa saja yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan saat dekat dengan binatang peliharaan.

Manfaat anak memiliki binatang peliharaan : 
1. Meningkatkan kasih sayang dan perhatian anak  terhadap sesama mahluk hidup. Anak-anak yang memelihara binatang/tanaman yang merupakan mahluk hidup yang perlu dirawat, memiliki perhatian dan kasih sayang yang tinggi terhadap sesama.

2. Meng-ekspose anak pada hal-hal yang berkaitan dengan ilmu biologi sejak dini. Dengan memelihara binatang peliharaan anak-anak tanpa disadari akan belajar mengenai biologi dasar dari mahluk hidup.

3. Meningkatkan rasa sosial dan tanggung jawab anak. Dengan keputusan memelihara binatang, maka anak bisa kita didik untuk bertanggungjawab dengan baik, memberi makan dan minum serta membersihkan kandang serta mengajak binatang peliharaannya bermain. Bila tanggungjawabnya kurang, tentu binatang kesayangannya akan tidak bisa hidup sehat seperti selayaknya.

Bermula dari rasa menyayangi, rasa peduli dan rasa tanggung jawab terhadap binatang, maka anak akan mendapatkan pelajaran berharga untuk kehidupannya kelak. Sebab apapun yang diciptakan Tuhan di bumi ini pasti ada manfaatnya dan sudah seharusnya kita sayangi dan memiliki rasa peduli.


Sumber https://id-id.facebook.com/notes/kf-bumi-alam-semesta/ajari-anak-cara-menyayangi-binatang/172786702786642/:

• mendeskripsikan lingkungan dalam puisi

Unsur-unsur puisi

Unsur-unsur puisi meliputi struktur fisik dan struktur batin puisi

Struktur fisik puisi

Struktur fisik puisi terdiri dari:
  • Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan di akhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
  • Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
  • Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
  • Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata konkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
  • Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya bahasa disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
  • Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup:
  1. Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.),
  2. Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya
  3. Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

Struktur batin puisi

Struktur batin puisi terdiri dari
  • Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
  • Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
  • Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
  • Amanat/tujuan/maksud (intention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca


Menyampaikan pengalaman cara memperlakukan dan pemeliharaan hewan atau tumbuhan perlakuan terhadap hewan kesayangan

Cara Merawat Hewan Peliharaan. Sangat umum disekitar kita untuk mempunyai hewan peliharaan atau biasa disebut pets di rumah, biasanya adalah hewan yang jinak sehingga bisa dipelihara, disayang dan tidak berbahaya. Hewan paling umum yang biasa dipelihara adalah kucing, anjing dan burung.
Hewan tersebut sudah banyak dijual di toko hewan peliharaan. Hal tersebut dikarenakan binatang tersebut sangat lucu, jinak dan pintar, mereka bisa mengetahui dan mengerti akan tuannya.
Sumber :  http://jempolkaki.com/cara-merawat-hewan-peliharaan/


merawat aneka macam hewan peliharaan

Namun ketika mempunyai hewan peliharaan kita dituntut untuk mempunyai tanggung jawab merawat. Tidak lantas menelantarkan dan membiarkannya, tidak berperikehewanan. huehe Disamping itu menelantarkan hewan peliharaan juga akan menimbulkan penyebaran penyakit dari hewan ke manusia.
Ketika memelihara hewan ada hal-hal yang secara khusus harus kita perhatikan. Karena binatang/hewan yang kita pelihara juga memerlukan perawatan yang baik agar bisa tumbuh, sehat dan tidak terjangkit penyakit. Beberapa kondisi yang perlu diperhatikan diantaranya makan, kandang, perlakuan kita terhadapnya, juga kondisi kesehatan. Berikut penjelasan leng

Merawat karya seni dan karya kreatif yang ada di sekolah

Nilai-nilai Budaya Lokal Manusia adalah makhluk yang berbudaya. Budaya lahir dan dikembangkan oleh manusia, melalui akal dan pikiran, kebiasaan dan tradisi. Setiap manusia memiliki kebudayaan tersendiri, bahkan budaya diklaim sebagai hak paten manusia. Kebudayan merupakan hasil belajar yang sangat bergantung pada pengembangan kemampuan manusia yang unik yang memanfatkan simbol, tanda-tanda, atau isyarat yang tidak ada paksaan atau hubungan alamiah dengan hal-hal yang mereka pertahankan. Dengan demikian, setiap manusia baik individu atau kelompok dapat mengembangkan kebudayaan sesuai dengan cipta, rasa, dan karsa masing-masing. Bahasa pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial budaya masyarakat penuturnya karena selain merupakan fenomena sosial, bahasa juga merupakan fenomena budaya. Sebagai fenomena sosial, bahasa merupakan suatu bentuk perilaku sosial yang digunakan sebagai sarana komunikasi. Oleh karena itu, berbagai faktor sosial yang berlaku dalam komunikasi, seperti hubungan peran di antara peserta komunikasi, tempat komunikasi berlangsung, tujuan komunikasi, situasi komunikasi, status sosial, pendidikan, usia, dan jenis kelamin peserta komunikasi, juga berpengaruh dalam penggunaan bahasa. Sementara itu, sebagai fenomena budaya, bahasa selain merupakan salah satu unsur budaya, juga merupakan sarana untuk mengekspresikan nilai-nilai budaya masyarakat penuturnya. Atas dasar itu, pemahaman terhadap unsur-unsur budaya suatu masyarakat--di samping terhadap berbagai unsur sosial yang telah disebutkan di atas--merupakan hal yang sangat penting dalam mempelajari suatu bahasa. Pada tahun 60-an komite Amerika mengenai bahasa dan budaya mengungkapkan hubungan antara bahasa dan budaya. Hubungan-hubungan tersebut adalah sebagai berikut. 1) Bahasa adalah bagian dari budaya, dan harus didekati dengan sikap yang sama membimbing pendekatan kita lepada budaya sebagai statu keseluruhan. 2) Bahasa adalah wahana budaya, maka oleh karenanya guru bahasa juga harus sekaligus guru budaya. 3) Bahasa itu sendiri merupakan subjek bagi sikap dan kepercayaan terkondisi secara kultural, yang tidak dapat diabaikan di dalam kelas bahasa (Bishop dalam Tarigan, 1991: 56). Dari pendapat Bishop di atas terlihat bahwa bahasa tidak bisa dilepaskan dari budaya karena bahasa sebagai subsistem komunikasi adalah suatu bagian dari sistem kebudayaan, bahkan merupakan bagian terpenting dari kebudayaan. Pemelajaran sastra merupakan bagian dari pelajaran bahasa Indonesia. Di negara kita, pemelajaran sastra belum berdiri sendiri, tetapi masih menjadi bagian integratif dari pelajaran bahasa. Terkadang pula pemelajaran sastra hanya menempati porsi yang sedikit dari pemelajaran bahasa. Seharusnya pemelajaran sastra harus mendapatkan porsi yang seimbang dengan pemelajaran bahasa. Pemelajaran sastra diharapkan akan menjadikan anak didik menjadi manusia yang memiliki identitas kebangsaan. Tetapi, kini anak usia sekolah pada umumnya senang dengan budaya asing. Hal ini harus menjadikan para pendidik waspada, karena lama kelamaan akan menjauhkan anak-anak dari budayanya sendiri. Mereka seperti tercerabut dari budaya nenek moyangnya sendiri. Dalam rangka upaya mengembangkan kebudayaan bangsa yang berkepribadian dan berkesadaran nasional, perlu ditumbuhkan kemampuan masyarakat untuk mengangkat nilai-nilai sosial budaya daerah yang luhur serta menyerap nilai-nilai dari luar yang positif dan yang diperlukan bagi pembaharuan dalam proses pembangunan bangsa. Dalam hal ini perlu dicegah kebudayaan asing yang negatif. Bahasa dan sastra daerah perlu terus dibina dan dilestarikan dalam rangka mengembangkan identitas keindonesiaan kita. Anak usia sekolah cenderung menyalahartikan globalisasi dengan mengonsumsi produk barat dan menelannya mentah-mentah. Padahal budaya global banyak yang menyimpang dari etika orang Indonesia. Anak-anak kita justru lupa akan budaya tradisionalnya sendiri. Banyak kebudayaan tradisional yang tidak lagi dikenal oleh anak-anak kita, karena mereka lebih menyukai kebudayaan barat yang terkenal dan populer. Perbaikan keadaan budaya bangsa adalah tanggung jawab bersama, baik keluarga, sekolah, pranata sosial, maupun masyarakatnya. Salah satu upayanya adalah memberikan arahan sejak anak-anak. Misalnya, memperkenalkan budayanya sendiri sejak dini. Di sekolah, usaha ini dapat dilakukan dengan memasukkan unsur-unsur budaya daerah ke dalam mata pelajaran, salah satunya adalah ke dalam pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Sehubungan dengan pengertian kebudayaan, dalam buku ” Primitive Culture” karangan E.B. Taylor yang pertama kali terbit tahun 1871, kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat (Suriasumantri, 1996: 261) Kemudian Kuntjaraningrat (1974: 12) berpendapat bahwa kebudayaan merupakan unsur-unsur yang terdiri dari sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sietem mata pencaharian serta sistem teknologi dan peralatan. Dalam hal ini, kebudayaan merupakan garis pemisah antara manusia dan binatang. Manusialah yang harus membentuk kebudayaan, bukan kebudayaan yang membentuk manusia. Kebudayaan adalah pengetahuan yang diperoleh dan digunakan oleh manusia untuk menginterpretasi pengalaman dan melahirkan tingkah laku sosial (Spradley, 1997: 5). Fungsi utama kebudayaan adalah untuk menyebarkan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya. Era global yang ditandai dengan percepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih, sehingga seakan-akan dunia merupakan sebuat perkampungan global tanpa sekat dan batas yang jelas. Era global tersebut telah memberikan kesempatan kepada dunia dan manusia yang hidup di dalamnya untuk berinteraksi dan berkomunikasi dari berbagai ujung dunia yang berbeda, tanpa hambatan ruang dan waktu. akibat dari gelala tersebut dikhawatirkan justru kebudayaan dari luarlah yang membentuk anak didik, karena mereka umumnya masih belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Seolah-olah bagi mereka budaya yang datangnya dari barat itu baik adanya. Padalah tidak semua yang datangya dari barat itu baik, justru sebaliknya banyak pula budaya yang kurang baik, terutama yang bertentangan dengan nilai-nilai budaya luhur bangsa kita. Sifat individual, sikap permisif terhadap seks merupakan contoh budaya yang datangnya dari luar yang tentunya tidak sesuai dengan budaya bangsa kita. Salah satu cara untuk memperkenalkan nilai-nilai luhur bangsa adalah dengan memperkenalkan budaya lokal kepada anak didik kita. Nilai-nilai budaya lokal ini adalah jiwa dari kebudayaan lokal dan menjadi dasar dari segenap wujud kebudayaan di daerahnya. Memperkenalkan cerita rakyat dalam bentuk mendongeng sebelum tidur misalnya merupakan budaya bangsa kita dahulu, yang pada masa kini sudah mulai meluntur seiring berkembangnya zaman. Cerita merupakan salah satu sarana penting untuk mempertahankan eksistensi diri. Cerita tidak hanya digunakan untuk memahami dunia dan mengekpresikan gagasan, ide-ide, dan nilai-nilai, melainkan juga sebagai sarana penting untuk memahamkan dunia kepada orang lain, menyimpan, mewariskan gagasan dan nilai-nilai tersebut dari generasi ke generasi berikutnya. Budaya lokal yang beraneka ragam merupakan warisan budaya yang wajib dilestarikan. Ketika bangsa lain yang hanya sedikit mempunyai warisan budaya lokal berusaha keras untuk melestarikannya demi sebuah identitas, maka sungguh naif jika kita yang memiliki banyak warisan budaya lokal lantas mengabaikan pelestariannya. Ibarat kata pepatah ”menggapai burung terbang sementara punai di tangan dilepaskan”. Beberapa hal yang termasuk budaya lokal misalnya cerita (dongeng) rakyat, ritual kedaerahan, tradisi kedaerahan, kreativitas (tari, lagu, drama, dll.), dan keunikan masyarakat setempat. Beragam wujud warisan budaya lokal memberi kita kesempatan untuk mempelajari kearifan lokal (local genius) dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi di masa lalu. Kearifan lokal adalah sikap, pandangan, dan kemampuan suatu komunitas di dalam mengelola lingkungan rohani dan jasmaninya, yang memberikan kepada komunitas itu daya tahan dan daya tumbuh di dalam wilayah dimana komunitas itu berada. Dengan kata lain kearifan lokal adalah jawaban kreatif terhadap situasi geografis-geopolitis, historis, dan situasional yang bersifat lokal (Saini KM, 2005). Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Menurut John Haba ( 2008:7-8) kearifan lokal merupakan bagian dari konstruksi budaya. Kearifan lokal mengacu pada berbagai kekayaan budaya yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan merupakan elemen penting untuk memperkuat kohesi sosial di antara warga masyarakat. Secara umum, kearifan lokal memiliki ciri dan fungsi berikut ini: (1) sebagai penanda identitas sebuah komunitas; (2) sebagai elemen perekat kohesi sosial; (3) sebagai unsur budaya yang tumbuh dari bawah, eksis dan berkembang dalam masyarakat; bukan unsur budaya yang dipaksakan dari atas; (4) berfungsi memberikan warna kebersamaan bagi sebuah komunitas; (5) dapat mengubah pola pikir dan hubungan timbal balik individu dan kelompok dengan meletakkannya di atas common ground; (6) mampu mendorong terbangunnya kebersamaan, apresiasi dan mekanisme bersama untuk mempertahankan diri dari kemungkinan terjadinya gangguan atau perusakan solidaritas kelompok sebagai komunitas yang utuh dan terintegrasi. Dari paparan di atas dapat dipahami, bahwa kearifan lokal adalah seluruh gagasan, nilai, pengetahuan, aktivitas, dan benda-benda budaya yang spesifik dan dibanggakan yang menjadi identitas dan jati diri suatu komunitas atau kelompok etnis tertentu. Masalahnya kearifan lokal tersebut seringkali diabaikan, dianggap tidak ada relevansinya dengan masa sekarang apalagi masa depan. Dampaknya adalah banyak warisan budaya yang lapuk dimakan usia, terlantar, terabaikan bahkan dilecehkan keberadaannya. Padahal banyak bangsa yang kurang kuat sejarahnya justru mencari-cari jatidirinya dari tinggalan sejarah dan warisan budayanya yang sedikit jumlahnya. Kita sendiri, bangsa Indonesia, yang kaya dengan warisan budaya justru terkadang mengabaikan aset yang tidak ternilai tersebut. Sungguh kondisi yang kontradiktif. Nurgiyantoro (1995: 164) menegaskan bahwa cerita dan tradisi bercerita sudah dikenal sejak manusia ada di muka bumi ini, jauh sebelum mereka mengenal tulisan. Cerita merupakan salah satu sarana penting untuk mempertahankan eksistensi diri. Cerita tidak saja digunakan untuk memahami dunia dan mengekpresikan gagasan, ide-ide, dan nilai-nilai, melainkan juga sebagai sarana penting untuk memahamkan dunia kepada orang lain, menyimpan, dan mewariskan gagasan dan nilai-nilai tersebut dari generasi ke generasi berikutnya. Pada masa kini, anak-anak kita lebih akrab dengan Cinderella, Spiderman, Superman, Pinoccio dan lain sebagainya. Tidak kenal Sangkuriang, Ratna Suminar, Malin Kundang, Bandung Bondowoso, Purnama Alam, Timun Mas dan lain sebagainya. Karena tidak akrab, maka jangan heran kalau esensi kearifan lokal yang ada pada cerita tersebut juga tidak pernah melekat dalam benak anak-anak kita. Dalam era otonomi daerah sudah selayaknya dan memang seharusnya budaya lokal diperkenalkan kepada anak-anak kita. Bahkan dalam penyusunan kurikulum di tingkat pendidikan sekolah dasar dan menengah pun sudah selayaknya mengintegrasikan budaya lokal ke dalam mata pelajaran, terutama mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memperkecil pengaruh globalisasi yang semakin mengikis budaya bangsa kita. Hal yang naif terjadi di kota Cilegon provinsi Banten misalnya, di sekolah dasar muatan lokal (mulok) yang seharusnya mengedepankan budaya daerah misalnya berupa mulok bahasa dan sastra Jawa Dialek Banten (BJB), malah diabaikan, karena pengambil kebijakan lebih memilih bahasa Inggris sebagai pelajaran mulok. Tontonan dan tayangan di televisi lebih menonjolkan budaya orang lain daripada budaya bangsa kita. Tontonan dan tayangan yang menunjukkan keragaman budaya dan bahasa di nusantara teramat jarang. Seharusnya tontonan keragaman budaya nusantara disajikan sesering mungkin pada anak-anak generasi penerus bangsa Indonesia, agar mereka tahu produk media televisi juga menceritakan tentang tanah airnya. Selama ini anak-anak lebih Indonesia akrab dengan ”Tom And Jerry” , ”Naruto”, ”Dora” , ”Mickey Mouse”dan lain-lain, mana cerita anak yang berlatar belakang budaya daerah yang ada di Indonesia? Mana produk bangsa ini yang bisa memperkaya generasi muda dan meluaskan wawasan mereka terhadap multikultur dan kemajemukan budaya bangsa? Tanpa sadar, kita telah dimiskinkan oleh aneka tontonan dan tayangan yang mencerminkan budaya orang lain. Sastra lahir oleh dorongan manusia untuk mengungkapkan diri tentang masalah manusia, kemanusiaan, dan semesta (Semi, 1993:1). Sastra adalah pengungkapan masalah hidup, filsafat, dan ilmu jiwa. Sastrawan dapat dikatakan sebagai ahli ilmu jiwa dan filsafat yang mengungkapkan masalah hidup, kejiwaan, dan filsafat, bukan dengan cara teknik melisankan melaui tulisan sastra. Perbedaan sastrawan dengan orang lain terletak pada kepekaan sastrawan yang dapat menembus kebenaran hakiki manusia yang tidak dapat diketahui orang lain. Sastra selain sebuah karya seni yang memiliki budi, imajinasi, dan emosi, juga sebagai karya kreatif yang dimanfaatkan sebagai konsumsi intelektual dan emosional. Sastra yang telah dilahirkan oleh sastrawan diharapkan dapat memberi kepuasan estetik dan intelektual bagi pembaca (Semi, 1993:1). Mengacu pada pengertian sastra di atas, sudah sewajarnya bila tujuan pemelajaran sastra juga untuk menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada siswa. Sastra dapat memengaruhi daya emosi, imajinasi, kreativitas, dan intelektual siswa sehingga berkembang secara maksimal. Salah satu genre sastra adalah prosa. Cerita rakyat (folklor) merupakan salah satu jenis prosa. Cerita rakyat sebagai salah satu budaya lokal sudah sepantasnya mulai dijadikan sebagai bahan pemelajaran sastra di sekolah. Penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat terhadap anak didik diyakini akan melekat sampai dewasa. Hal ini berkaitan dengan salah satu manfaat pemelajaran sastra yaitu membentuk watak peserta didik. Karya sastra memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat karena dalam karya sastra terkandung nilai-nilai yang positif bagi pembaca dan berguna bagi masyarakat secara luas. Sastra dapat menyampaikan amanat dan nilai-nilai, termasuk nilai-nilai pendidikan kepada pembaca. Pesan moral dalan sastra sejatinya esensi yang harus ditemukan oleh pembaca atau penikmat sastra. Pesan moral dalam karya sastra merupakan hal terpenting dalam sastra sebagai bahan kontemplasi pembaca dalam merajut nilai-nilai hidup dan melakoni kehidupan yang lebih baik. Misalnya, cerita rakyat ”Dampu Awang” di daerah Banten yang berlatar gunung Kramat Watu memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi. Bagaimana seorang anak harus bersikap hormat pada orang tua. Jangan sampai lupa kepada orang tua walaupun sudah hidup sukses. Dari jalan ceritanya agak mirip dengan cerita rakyat yang sudah lebih dulu terkenal dari daerah Minangkabau, yaitu Malin Kundang. IV. Penutup Penulis sadar bahwa makalah singkat ini masih jauh dari sempurna. Masih banyak sisi yang belum dibahas tuntas oleh penulis. Hal ini mudah-mudahan menginspirasi para pembaca untuk membahas topik ini supaya lebih mendalam lagi. Ide mengintegrasikan budaya lokal ke dalam pemelajaran sastra merupakan ide penulis yang belum didukung oleh referensi yang mendalam. Ide ini dilatarbelakangi kepedihan penulis melihat anak-anak kita lebih menyukai tokoh-tokoh cerita dari luar daripada dari dalam negeri sendiri. Mudah-mudahan selanjutnya penulis dan juga para pembaca bisa lebih memperjelas ide tersebut dengan disertai referensi yang mendukung. Memang berdasarkan referensi yang penulis temukan, selama ini pemelajaran sastra di sekolah dianggap kurang berhasil. Salah satunya karena porsi pemelajaran sastra terkadang sering dilewatkan begitu saja oleh para guru. Andaikan para guru memperhatikan pemelajaran sastra secara seksama dan tentunya dengan mengitegrasikan budaya lokal. Misalnya di daerah Banten sudah selayaknya cerita rakyat ”Dampu Awang” diperkenalkan sejak sekolah dasar. Penulis meyakini efek negatif globalisasi akan bisa diminimalisir. Bahkan tragedi ”kebanjiran budaya” (culturally overwhelmed) asing tidak akan pernah terjadi. Identitas kebangsaan kita diyakini akan tetap terjaga. Agar eksistensi budaya lokal tetap kukuh, maka diperlukan pemertahanan budaya lokal. Fenomena anak usia sekolah yang senang dengan budaya asing menjadikan kewaspadaan untuk mengangkat dan melestarikan budaya lokal agar menjadi bagian integratif dalam pemelajaran sastra di sekolah. Budaya lokal merupakan budaya yang dimiliki oleh suatu wilayah dan mencerminkan keadan sosial di wilayahnya. Beberapa hal yang termasuk budaya lokal diantaranya adalah cerita rakyat, lagu daerah, ritual kedaerahan, adat istiadat daerah, dan segala sesuatu yang bersifat kedaerahan. Pada akhirnya, mengintegrasikan budaya lokal dalam pemelajaran sastra diharapkan akan mengimbangi pengaruh budaya asing yang semakin mewabah di masyarakat kita. Dengan kata lain gerakan ”kearifan lokal” (local genius) dengan kembali ke akar budaya bangsa sendiri merupakan tindakan cerdas untuk meminimalisir pengaruh negatif globalisasi.
Daftar Pustaka
Abrams, MH. 1988. A Glossary of Literary Terms. Fort Worth: Holt, Rinehart & Winston Inc. Alisyahbana, S.T. 1988. Kebudayaan sebagai Perjuangan. Jakarta: Dian Rakyat.
Goodenough, Ward H. 1981. Culture, Language, and Society. Philiphines: Benjamin/Cumming Publishing. Koentjaraningrat. 1974. Kebudaanyaan, Mentalitet, dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarya: UGM Press. Saini K.M. 2005. ”Kearifan Lokal di arus Global”, dalam Pikiran Rakyat, Edisi 30 Juli 2005. Semi, M. Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.
Spradley, James P. 1997. The Etnographic Interview (terjemahan). Yogyakarta: Tiara Wacana. Suriasumantri, Jujun. 1996. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Sumber :http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/306

Menuliskan kembali isi dongeng, legenda

Asal Usul Danau Toba 

     
Di wilayah Sumatera Utara hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari ia bekerja menggarap ladang dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tinggalnya, ia bermaksud mencari ikan untuk lauknya hari ini. Dengan hanya berbekal sebuah kail, umpan dan tempat ikan, ia pun langsung menuju ke sungai. Setelah sesampainya di sungai, petani tersebut langsung melemparkan kailnya. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, petani tersebut berdoa,“Ya Allah, semoga aku dapat ikan banyak hari ini”. Beberapa saat setelah berdoa, kail yang dilemparkannya tadi nampak bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani tersebut sangat senang sekali, karena ikan yang didapatkannya sangat besar dan cantik sekali.

Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya, petani itu sangat terkejut. Ternyata ikan yang ditangkapnya itu bisa berbicara. “Tolong aku jangan dimakan Pak!! Biarkan aku hidup”, teriak ikan itu. Tanpa banyak Tanya, ikan tangkapannya itu langsung dikembalikan ke dalam air lagi. Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik.

“Jangan takut, Pak, aku tidak akan menyakiti Kamu”, kata si ikan. “Siapakah Kamu ini? Bukankah Kamu seekor ikan?, Tanya petani itu. “Aku adalah seorang putri yang dikutuk, karena melanggar aturan kerajaan”, jawab wanita itu. “Terima kasih Engkau sudah membebaskan aku dari kutukan itu, dan sebagai imbalannya aku bersedia Kau jadikan istri”, kata wanita itu. Petani itu pun setuju. Maka, jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.

Setelah beberapa lama mereka menikah, akhirnya  kebahagiaan petani dan istrinya bertambah, karena istri petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Anak mereka tumbuh menjadi anak yang sangat tampan dan kuat, tetapi ada kebiasaan yang membuat heran semua orang. Anak tersebut selalu merasa lapar, dan tidak pernah merasa kenyang. Semua jatah makanan dilahapnya tanpa sisa.

Hingga suatu hari, anak petani tersebut mendapat tugas dari ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman ke sawah tempat ayahnya sedang bekerja. Akan tetapi, tugasnya tidak dipenuhinya. Semua makanan yang seharusnya untuk ayahnya, dilahap habis, dan setelah itu dia tertidur di sebuah gubuk. Pak Tani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Oleh karena tidak dapat menahan lapar, ia langsung pulang ke rumah. Di tengah perjalanan pulang, Pak Tani melihat anaknya sedang tidur di gubuk. Petani tersebut langsung membangunkannya. “Hei, bangun!, teriak petani itu.

Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan makanannya. “Mana makanan buat ayah?”, tanya petani. “Sudah habis kumakan”, jawab si anak. Dengan nada tinggi, petani itu langsung memarahi anaknya. "Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!," umpat Si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan dari istrinya.

Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika anak dan istrinya hilang lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu kini dikenal dengan nama Danau Toba.
Asal Usul Danau Toba 

     
Di wilayah Sumatera Utara hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari ia bekerja menggarap ladang dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tinggalnya, ia bermaksud mencari ikan untuk lauknya hari ini. Dengan hanya berbekal sebuah kail, umpan dan tempat ikan, ia pun langsung menuju ke sungai. Setelah sesampainya di sungai, petani tersebut langsung melemparkan kailnya. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, petani tersebut berdoa,“Ya Allah, semoga aku dapat ikan banyak hari ini”. Beberapa saat setelah berdoa, kail yang dilemparkannya tadi nampak bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani tersebut sangat senang sekali, karena ikan yang didapatkannya sangat besar dan cantik sekali.

Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya, petani itu sangat terkejut. Ternyata ikan yang ditangkapnya itu bisa berbicara. “Tolong aku jangan dimakan Pak!! Biarkan aku hidup”, teriak ikan itu. Tanpa banyak Tanya, ikan tangkapannya itu langsung dikembalikan ke dalam air lagi. Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik.

“Jangan takut, Pak, aku tidak akan menyakiti Kamu”, kata si ikan. “Siapakah Kamu ini? Bukankah Kamu seekor ikan?, Tanya petani itu. “Aku adalah seorang putri yang dikutuk, karena melanggar aturan kerajaan”, jawab wanita itu. “Terima kasih Engkau sudah membebaskan aku dari kutukan itu, dan sebagai imbalannya aku bersedia Kau jadikan istri”, kata wanita itu. Petani itu pun setuju. Maka, jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.

Setelah beberapa lama mereka menikah, akhirnya  kebahagiaan petani dan istrinya bertambah, karena istri petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Anak mereka tumbuh menjadi anak yang sangat tampan dan kuat, tetapi ada kebiasaan yang membuat heran semua orang. Anak tersebut selalu merasa lapar, dan tidak pernah merasa kenyang. Semua jatah makanan dilahapnya tanpa sisa.

Hingga suatu hari, anak petani tersebut mendapat tugas dari ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman ke sawah tempat ayahnya sedang bekerja. Akan tetapi, tugasnya tidak dipenuhinya. Semua makanan yang seharusnya untuk ayahnya, dilahap habis, dan setelah itu dia tertidur di sebuah gubuk. Pak Tani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Oleh karena tidak dapat menahan lapar, ia langsung pulang ke rumah. Di tengah perjalanan pulang, Pak Tani melihat anaknya sedang tidur di gubuk. Petani tersebut langsung membangunkannya. “Hei, bangun!, teriak petani itu.

Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan makanannya. “Mana makanan buat ayah?”, tanya petani. “Sudah habis kumakan”, jawab si anak. Dengan nada tinggi, petani itu langsung memarahi anaknya. "Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!," umpat Si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan dari istrinya.

Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika anak dan istrinya hilang lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu kini dikenal dengan nama Danau Toba.

Cerita Rakyat “Asal Usul Danau Toba”, diceritakan kembali oleh Kak Ghulam Pramudiana.Sumber :
Asal Usul Danau Toba 

     
Di wilayah Sumatera Utara hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari ia bekerja menggarap ladang dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tinggalnya, ia bermaksud mencari ikan untuk lauknya hari ini. Dengan hanya berbekal sebuah kail, umpan dan tempat ikan, ia pun langsung menuju ke sungai. Setelah sesampainya di sungai, petani tersebut langsung melemparkan kailnya. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, petani tersebut berdoa,“Ya Allah, semoga aku dapat ikan banyak hari ini”. Beberapa saat setelah berdoa, kail yang dilemparkannya tadi nampak bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani tersebut sangat senang sekali, karena ikan yang didapatkannya sangat besar dan cantik sekali.

Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya, petani itu sangat terkejut. Ternyata ikan yang ditangkapnya itu bisa berbicara. “Tolong aku jangan dimakan Pak!! Biarkan aku hidup”, teriak ikan itu. Tanpa banyak Tanya, ikan tangkapannya itu langsung dikembalikan ke dalam air lagi. Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik.

“Jangan takut, Pak, aku tidak akan menyakiti Kamu”, kata si ikan. “Siapakah Kamu ini? Bukankah Kamu seekor ikan?, Tanya petani itu. “Aku adalah seorang putri yang dikutuk, karena melanggar aturan kerajaan”, jawab wanita itu. “Terima kasih Engkau sudah membebaskan aku dari kutukan itu, dan sebagai imbalannya aku bersedia Kau jadikan istri”, kata wanita itu. Petani itu pun setuju. Maka, jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.

Setelah beberapa lama mereka menikah, akhirnya  kebahagiaan petani dan istrinya bertambah, karena istri petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Anak mereka tumbuh menjadi anak yang sangat tampan dan kuat, tetapi ada kebiasaan yang membuat heran semua orang. Anak tersebut selalu merasa lapar, dan tidak pernah merasa kenyang. Semua jatah makanan dilahapnya tanpa sisa.

Hingga suatu hari, anak petani tersebut mendapat tugas dari ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman ke sawah tempat ayahnya sedang bekerja. Akan tetapi, tugasnya tidak dipenuhinya. Semua makanan yang seharusnya untuk ayahnya, dilahap habis, dan setelah itu dia tertidur di sebuah gubuk. Pak Tani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Oleh karena tidak dapat menahan lapar, ia langsung pulang ke rumah. Di tengah perjalanan pulang, Pak Tani melihat anaknya sedang tidur di gubuk. Petani tersebut langsung membangunkannya. “Hei, bangun!, teriak petani itu.

Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan makanannya. “Mana makanan buat ayah?”, tanya petani. “Sudah habis kumakan”, jawab si anak. Dengan nada tinggi, petani itu langsung memarahi anaknya. "Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!," umpat Si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan dari istrinya.

Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika anak dan istrinya hilang lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu kini dikenal dengan nama Danau Toba.
Sumber: http://ngasukaweruh.blogspot.co.id/2013/08/menceritakan-kembali-isi-yang-dibaca.html

Membiasakan bersikap patuh pada tata tertib dan aturan yang berlaku dalamkehidupan sehari-hari di rumah

Rumah adalah tempat pendidikan pertama bagi anak Anda. Karena itu, sangat penting untuk menerapkan aturan dan pelajaran yang dapat digunakan anak Anda hingga dia dewasa. Untuk itu, beberapa aturan ini, seperti dilansir allwomenstalk.com, wajib ada dalam keluarga Anda.
Menghormati
Rumah adalah tempat anak untuk belajar bagaimana menghormati orang lain. Di rumah Anda, ajarkan anak untuk menghormati orang tuanya saat berbicara ataupun melakukan hal lainnya. Selain itu ajarkan juga dia untuk menghormati keluarga lain seperti nenek dan saudaranya.
Ucapkan kata cinta
Mengucapkan kata cinta berulang-ulang mungkin saja terdengar norak, tetapi pastikan Anda dan keluarga tidak melewatkan kesempatan untuk mengungkapkan cinta Anda satu sama lain. Anda tidak akan pernah tahu kata cinta mana yang menjadi yang terakhir. Buatlah mereka tahu Anda mencintainya.
Sopan santun
Sopan santun harus dipelajari seorang anak dari rumahnya. Belakangan ini, aturan ini mulai pudar pada generasi yang baru. Buatlah keluarga Anda dapat meminta bantuan dengan sopan, mengucapkan terima kasih, dan memperlakukan orang yang lebih tua dengan baik.
Lakukan yang terbaik
Nasehati anak Anda untuk selalu mengusahakan yang terbaik yang dia dapat lakukan. Jangan hanya memperhatikan nilai atau hasil yang dia dapatkan, Anda hanya perlu memastikan dia telah melakukan yang terbaik.
Dengarkan
Mendengarkan bukan hal yang mudah dilakukan. Kebanyakan orang hanya ingin didengar kan dan tidak tahu cara mendengarkan orang lain. Saling mendengar dalam keluarga sangat penting, ini akan membuat komunikasi menjadi lancar dan juga mempererat hubungan kasih dalam keluarga.
Tolong menolong
Biasakan tolong-menolong sejak anak Anda kecil. Dan jangan ragu untuk mempengaruhi mereka untuk menolong orang lain yang membutuhkan. Berikanlah alasan-alasan mengapa mereka harus saling tolong menolong juga menolong orang lain.
Sumber : http://www.vemale.com/relationship/keluarga/61846-aturan-aturan-ini-wajib-ada-dalam-keluarga-anda.

Mampu membedakan perilaku yang peduli terhadap lingkungan dengan yang tidak peduli terhadap lingkungan

Hidup bersih, sehat, bahagia dan sejahtera lahir batin adalah dambaan setiap  orang. Hidup berkecukupan materi bukan jaminan bagi seseorang bisa hidup sehat dan bahagia. Mereka yang kurang dari sisi materi juga bisa menikmati hidup sehat dan bahagia. Sebab, kesehatan terkait erat dengan perilaku atau budaya. Perubahan perilaku atau budaya membutuhkan edukasi yang terus-menerus. Dalam hal ini sikap kepedulian lingkungan harus dipupuk terus menerus supaya nantinya menjadi manusia yang mempunyai kepedulian lingkungan yang tinggi sehingga tidak lagi terjadi kerusakan lingkungan akibat ulah manusia di kemudian hari.
Selama ini anggapan hidup bersih dan sehat adalah tanggung jawab dokter atau bidang kesehatan. Padahal anggapan seperti itu tidak dibenarkan, karena hidup bersih dan sehat adalah hak dan kewajiban semua orang. Ketika sikap manusia mengenai lingkungan dan dampak dari kegiatan manusia sangat tidak terurus dan terpikirkan, saat lingkungan rusak dan ekosistem hancur maka keseimbangan antara kehidupan dengan kehidupan lainnya akan berubah, hal ini memberikan dampak negatif bagi setiap makhluk hidup yang ada disekitarnya. Maka dengan demikian dibutuhkan sikap peduli terhadap lingkungan. Dengan adanya sikap peduli terhadap lingkungan akan menjadikan suasana yang nyaman, tentram, bebas dari kerusakan lingkungan. Sikap peduli terhadap lingkungan bisa ditunjukkan dengan adanya sikap yang positif terhadap lingkungan. Seperti menjaga keseimbangan lingkungan memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sampai menjaga lingkungan dari polusi.
Menurut Soeryani ( 2005 :27), pendidikan lingkungan hidup adalah pengajaran serta penyebarluasan filsafat dan dasar-dasar pemahaman tentang lingkungan hidup. Hal ini berarti bahwa pendidikan lingkungan akan menjadikan peserta didik mempunyai kepedulian terhadap lingkungan. Filsafat itu sendiri adalah kecintaan terhadap kearifan, sehingga pengajaran tentang filsafat berarti mendorong diri kita guna memperoleh kearifan itu untuk berperilaku sebaik mungkin dalam hidup ini. Filasafat lingkungan hidup adalah kecintaan terhadap kearifan sikap dan perilaku kita. Jadi filsafat lingkungan hidup merupakan pencarian untuk mendapatkan kearifan guna menata sikap dan perilaku seserasi mungkin dalam lingkungan di mana kita berada.
Menurut Sue ( 2003 : 43) bahwa kepedulian lingkungan menyatakan sikap-sikap umum terhadap kualitas lingkungan yang diwujudkan dalam kesediaan diri untuk menyatakan aksi-aksi yang dapat meningkatkan dan memelihara kualitas lingkungan dalam setiap perilaku yang berhubungan dengan lingkungan. Oleh karena kepedulian dinyatakan dengan aksi-aksi, maka seseorang yang peduli lingkungan tidak hanya pandai membuat karya tulis tentang lingkungan, tetapi hasil karya tulis itu diwujudkan dalam tindakan yang nyata. Jika sesorang baru bisa menuangkan sikapnya dalam bentuk tulisan, hal ini belum bias dikatakan sebagai orang yang bersikap peduli terhadap lingkungan.
Selanjutnya apabila tingkat kepedulian terhadap lingkungan tinggi maka kemungkinan besar akan mendorong untuk berperilaku yang mendukung lingkungan. Dengan demikian untuk menciptakan kepedulian lingkungan perlu adanya pengetahuan sebelumnya tentang lingkungan yang berasal dari belajar secara mandiri dengan membaca buku, dari media lain seperti televisi, internet dan bisa juga berasal dari proses belajar mengajar di kelas secara klasikal.
Menurut Suparno (2004:84), sikap kepedulian lingkungan  ditunjukkan dengan adanya peghargaan terhadap alam. Hakikat penghargaan terhadap alam adalah kesadaran bahwa manusia menjadi bagian alam, sehingga mencintai alam juga mencintai kehidupan manusia. Mencintai lingkungan hidup dan alam haruslah diarahkan agar ada sikap untuk mencintai kehidupan. Jika semua orang mencintai lingkungan hidup dan alam, maka semua orang akan peduli untuk memelihara kelangsungan hidup lingkungan, tidak pernah merusak dan mengeksploitasi sehingga di kemudian hari tercipta lingkungan yang menguntungkan semua manusia yang termasuk bagian dari lingkungan tersebut.
Nenggala (2007 :173 ) berpendapat bahwa indikator seseorang yang peduli lingkungan adalah :
1.      Selalu menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
2.      Tidak mengambil, menebang atau mencabut tumbuh-tumbuhan yang terdapat di sepanjang perjalanan.
3.      Tidak mencoret-coret, menorehkan tulisan pada pohin, batu-batu, jalan atau dinding.
4.      Selalu membuang sampah pada tempatnya.
5.      Tidak membakar sampah di sekitar perumahan.
6.      Melaksanakan kegiatan membersihkan lingkungan.
7.      Menimbun barang-barang bekas.
8.      Membersihkan sampah-sampah yang menyumbat saluran air.
Berdasarkan pengertian menurut ahli yang pertama yaitu Soerjani,  pendidikan lingkungan hidup adalah pengajaran serta penyebarluasan filsafat dan dasar-dasar pemahaman tentang lingkungan hidup. Hal ini berarti bahwa pendidikan lingkungan akan menjadikan peserta didik mempunyai kepedulian terhadap lingkungan. Dengan demikian sangat diperlukan pendidikan lingkungan hidup di lembaga-lembaga pendidikan baik secara eksplisit maupun implisit. Sedangkan menurut ahli yang lain dikatakan bahwa sikap kepedulian lingkungan ditunjukkan dengan adanya peghargaan terhadap alam. Dengan menghargai alam, contohnya seperti selalu menja kebersihan, menjaga lingkungan sekitar, suka memelihara tanaman, berarti seseorang memiliki sikap peduli terhadap lingkungan.
Kepedulian lingkungan dapat dinyatakan dengan sikap mendukung atau memihak terhadap lingkungan, yang dapat diwujudkan dalam kesediaan diri untuk menyatakan aksi-aksi yang dapat meningkatkan dan memelihara kualitas lingkungan dalam setiap perilaku yang berhubungan dengan lingkungan.  Dari pengertian ini dapat dikatakan pula kepedulian lingkungan seseorang rendah jika seseorang tidak mendukung atau tidak memihak terhadap lingkungan dan kepedulian lingkungan tinggi jika seseorang mendukung atau memihak terhadap lingkungan.
Jadi dapat ditarik kesimpulan  kepedulian lingkungan adalah tingkat fokus perhatian terhadap suatu tempat dimana suatu makhluk hidup itu tumbuh yang meliputi unsur unsur penting seperti tanah, air dan udara, yang mana  memiliki arti penting dalam kehidupan setiap makhluk hidup, dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya,  yang mencakup lingkungan hidup alami, lingkungan hidup binaan atau buatan dan  lingkungan hidup budaya atau sosial.
Sumber :  http://mamagilang.blogspot.co.id/2012/11/kepedulian-lingkungan.html

Menceritakan daur hidup hewan kupu-kupu

merupakan salah satu jenis serangga yang masuk dalam kerajaan Animalia dan divisinya Rhopalocera, filum Arthropoda, kelas insect dan berordo Lepidoptera. Meskipun termasuk dalam kelompok serangga namun kupu-kupu merupakan salah satu jenis serangga yang tidak berbahaya bagi kehidupan manusia
Gambar daur hidup kupu-kupu
daur hidup kupu-kupu
Kupu-kupu biasa ditemukan di daerah yang banyak tumbuhan karena kupu-kupu mencari makanan dari sari buah atau sari bunga. Kupu-kupu merupakan makhluk hidup yang memiliki bentuk ciri-ciri makhluk hidup yang indah dengan warna yang bewarna-warni, ukurannya bermacam-macam tergantung dari jenisnya. Salah satu hal yang paling mengagumkan dari kupu-kupu adalah proses transformasi atau metaformasenya yang sangat sempurna. bahkan perubahan bentuk kupu-kupu ini menjadi topik penelitian favorit oleh beberapa peneliti.
Nah, setelah kita mengetahui gambar daur hidup kupu-kupu, kita akan menjelaskan proses terbentuknya menjadi kupu-kupu sempurna satu persatu. Berikut adalah penjelasannya :

Telur

Pertama kali dalam sebuah proses metamorfosa akan diawali dengan dari bagian terkecil dan dalam hal ini mulai dari telur.
  1. Kupu-kupu betina biasanya akan meletakan telurnya di bagian bawah daun pada tumbuhan yang dia senangi karena dengan demikian induk kupu-kupu akan mudah mengawasi telurnya.
  2. Telur ditempelkan ke bagian daun dengan menggunakan semacam zat lem dan saat ini para peneliti belum mengetahui apakah yang menjadi bahan pembuat lem tersebut.
  3. Lem dari induk kupu-kupu sangat kuat bahkan lebih kuat dibandingkan dengan telur maupun dengan daunnya itu sendiri.
  4. Hal ini dilakukan supaya telur tetap aman dan tidak muda dimangsa oleh predator. Telur kupu-kupu juga dilengkapi dengan kulit keras yang akan membuat telur aman dari suhu panas dan dingin. Tahap ini berlangsung hingga beberapa minggu atau beberapa bulan.

Ulat

Fase ini merupakan fase yang mungkin paling tidak disukai oleh banyak orang karena setelah telur kupu-kupu menetas akan berubah menjadi larva atau ulat.
  1. Ulat memiliki ukuran dan warna yang berbeda-beda tergantung dari induknya. Ulat memiliki kegiatan utama dan mungkin bisa dibilang satu-satunya kegiatan yaitu makan.
  2. Makanan utama dari sebagian besar ulat adalah dedaunan hijau segar yang mengandung gizi dan nutrisi. Hal ini dikarenakan karena ulat akan mempersiapkan diri pada masa pengasingannya supaya tidak lapar dan haus.
  3. Ulat memiliki racun dan bentuk yang mengerikan hal ini berfungsi untuk melindungi dirinya dari para predator. Ulat memiliki 3 pasang kaki tetap yang berfungsi menahan dirinya.
  4. Ulat merupakan salah satu hewan yang paling ditakuti oleh banyak orang ini karena bentuknya dan efeknya jika terkena kulit.
  5. Jika kulit terkena ulat biasanya akan langsung gatal dan alergi karena adanya racun dari kulit dan bulu ulat. Selain itu ulat juga memiliki warna yang bermacam-macam namun biasanya menyeramkan seperti hitam, merah, orange, kuning, hijau dan coklat.
  6. Ulat juga bisa menggembungkan kepalanya supaya predator tidak memangsanya. Racun yang didapatkan juga bisa berasal dari tumbuhan beracun yang sengaja dia makan. Setelah ulat cukup besar hingga panjangnya 5 cm maka dia siap untuk melakukan perjalanan selajutnya yaitu dengan semedi menjadi pupa atau kepompong                                                                                        Sumber : http://dosenbiologi.com/hewan/daur-hidup-kupu-kupu

Memberikan contoh sikap patuh pada tata tertib dan aturan yang berlaku dalamkehidupan sehari-hari di rumah

Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang maha esa, dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan hubungan kerjasama dengan orang lain, dalam melakukan kerjasama manusia memiliki kepentingan dan tujuan masing-masing. Untuk mencapai tersebut perlu adanya aturan-aturan/Norma yang berlaku agar didalam kehidupan masyarakat akan terciptanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang (Harmonis). Aturan-aturan yang berkembang didalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
      Oleh karena itu kita sebagai WN perlu memahami konsep dan teori maupun norma-norma dalam kehiudpan sehari-hari sehingga dapat menerapkannya dalam pergaulan di masyarakat. Setelah mempelajari Modul ini siswa diharapakan Dapat :.
1.     Memahami manusia dan norma
2.    Memahami macam-macam Norma dalam kehidupan
3.    Memahami peraturan dan Norma
4.    Mencermati kejadian (Fakta) di sekitar kita.
5.    Memahami Hakekat Hukum
6.    Menjelaskan Arti pentingnya Hukum
7.    Menjadi bangsa yang bertindak sesuai dengan norma-norma Hukum
8.    Menerapkan sikap Positip dan pro aktif dalam kehidupan bermasyarakat.


Sumber :
http://mgmppknkabkuburaya.blogspot.co.id/2012/08/modul-norma-norma-yang-berlaku-dalam_10.html